Jumat, 08 November 2013

tekhnik sampling probabilitas dan non-probabilitas



Tekhnik sampling probabilitas dan non-probabilitas


Metode Sampling
Dalam perencanaan suatu penelitian,peneliti dihadapkan pada pilihan untuk mempelajari keseluruhan unsure populasi (manusia atau benda) atau mempelajari hanya sebagian unsure yang diambil dari bagian atau populasi yang lebih besar.
Sampling terdiri dari berbagai jenis. Dalam perencanaan sampling akan ditentukan bagaimana unsure diambil dari populasi yang lebih besar atau populasi induk dan berapa jumlah unsure yang akan diambil.

Perencanaan sampling probabilitas

Perencanan yang menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsure dijadikan sampel. Faktor pengawasan yang mendasari semua perencanaan sampling probabilitas yang utama ialah sifat keacakan. Perencanaan sampling probabilitas yang biasa digunakan mencakup :

• Sampling acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel dalam teknik random ini, peneliti ini memperkirakan sampel dalam populasi berkedudukan sama dari segi2 yang akan diteliti. Dengan cara mengambil acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dengan syarat anggota populasi homogen.
Contoh:
Mahasiswa yang baru masuk Perguruan Tinggi Negeri, mereka sama2 tamatan SMA dan sama2 lulus ujian SPMB (seleksi penerimaan mahasiswa baru).
Disini dapat dikatakan bahwa populasi mahasiswa baru tersebut homogen dari asal sekolah dan lulus ujian SPMB. Artinya kita mengambil beberapa saja diantara mereka untuk sampel penelitian, dan yang mana saja, karena kita telah beranggapan bahwa mereka mempunyai kedudukan yang sama dengan kriteria2 yang sama.

• Sampling acak distratifikasi secara proposional (proportioned stratified random sampling)
Jika penelitian kita memerlukan data bertingkat, berstrata atau bergelombang dan berlapis2. Yang mungkin berbentuk kelas,umur,daerah dan kedudukan, atau sejenis maka kita menggunakan sampel stratified dengan mengambil sampel pada strata2 tertentu sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Contoh:
Populasi penelitian seluruh Mahasiswa UNIMED, sampelnya bisa pada strata tingkat I, tingkat II,strata S1 dan seterusnya.
·     Sampling acak distratifikasi secara tidak(kurang) proposional(disproportioned stratified random sampling)

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang proposional.
Contoh:
Tingkah laku militer, mungkin hanya sedikit jumlah jenderal dalam sampenya sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan semua jenderal dalam sampelnya dan mengurangi proporsi jabatan lain untuk mendapatkan jumlah komposisi sampel. Dengan menggunakan tabel peneliti dapat menggunakan sampel acak pengelompokkan proposional. Dengan menggolongkan sesuai dengan jenis kejahatan. Tetapi ia melihat bahwa populasi yang berisi kasus pemerasan hanya 1%. Akibatnya, sampel berubah menjadi tidak proposional, apabila sampelnya di hasilkan 100, dengan menggunakan 10 kasus pemerasan.

·       Sampling area atau gugus (area or cluster sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Dalam penggunaan sampel cluster ini umumnya kesatuan2 yang diteliti, merupakan kelompok2 yang lebih besar.
Contoh:
Kelompok remaja putus sekolah, kelompok kelas, atau sekolah2 dan sebagainya.

- Perencanaan sampling nonprobabilitas

Teknik pengambilan sampel tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan umum dari perencanaan sampling probabilitas ialah memperoleh gambaran kasar dari sekumpulan unsure sampel.Dalam sampel non probabilitas sukar untuk menentukan jumlah kesalahan sampling, sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan secara langsung beberapa temuannya dengan populasi yang lebih besar. Ini karena populasi yang ada sebagian besar tidak teridentifikasi dengan salah satu atau semua variasi sampling nonprobabilitas. Perencanaan sampling non probabilitas yang biasa digunakan mencakup:

• Sampling sistematik

Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sampling sistematik biasanya digunakan dalam traffic survey atau marketing research.

Ada beberapa peneliti menganggap sampling sistematik bukan merupakan sampling acak, padahal sampling sistematik merupakan sampling acak karena pemilihan pertama (menggunakan random start) dilakukan secara acak. Beberapa peneliti menyebut sampling sistematik sebagai Quasi random sampling atau Pseudo random sampling.

Contoh:
Jika peneliti ingin mengetahui orang2 yang berobat kerumah sakit di sebuah desa, kita telah mengetahui syarat2 untuk berobat di rumah sakit, dengan mendaftar diri ke receptionist dan mendapatkan nomor antrian,sehingga mereka dapat berobat.
• Sampling kuota

Teknik untuk menentukan sampel secara bebas dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Penggunaan teknis kuota sampel ini perlu menetapkan strata populasi berdasarkan tanda2 yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap variable yang akan diselidikan.Sedangkan penetapan kuota tergantung kepada kepentingan peneliti dapat berdasarkan factor social, factor ekonomi, factor geografis, atau factor politis.

-      Sampling aksidental

Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sampling purposive. Teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Misalnya pada penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.• Sampling bola salju (snowball sampling).Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

• Sampling saturasi

Sama sekali bukan sampling, karena metode tersebuit didefenisikan sebagai perolehan semua unsure sampel dalam suatu populasi tertentu yang mempunyai karakteristik yang diinginkan peneliti.

Contoh:
Jika kita ingin meneliti semua pemakai Honda Beat dalam sebuah komunitas kecil.

• Sampling dense

Sampling secara padat. Terletak diantara sampling acak sederhana dan sampling saturasi. Dengan menaikkan fraksi sampling menjadi satu setengah dan mengambil mayoritas responden yang memiliki sifat atau karakter yang diinginkan peneliti bisa dianggap sampling dense.


Sumber : http://fhienie.wordpress.com/2009/05/22/tekhnik-sampling-probabilitas-dan-non-probabilitas/