Studi Kasus Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Aspek Positif & Negatif
Joko adalah seorang anak remaja yang
tinggal dan besar dipedesaan yang ingin membantu perekonomian keluarganya
didesa, dia bercita-cita ingin bekerja di kota. Karena dia berpandangan bahwa sebagian
besar masyarakat pedesaan lebih tertarik untuk mencari nafkah di kota, karena
di kota lebih luas lapangan kerjanya dan penghasilannya lebih besar daripada
dari pada di desa. Karena pemikiran tersebut Joko untuk memutuskan untuk mengadu
nasib kekota.
Setelah
dia tinggal bersama pamannya, dikota dia merasa heran karena masyarakat dikota
kebiasaan warganya sangat jauh berbeda dengan kebiasaan warga didesa asalnya.
Setelah dia bekerja disebuah pabrik dikatakan Joko merupakan pekerja yang ulet
dan dapat mengatasi berbagai masalah, Joko mempunyai atasan bernama Frans.
Frans adalah pemilik pabrik dimana joko bekerja yang dilahirkan dan dibesarkan
dilingkungan kota. Pada suatu ketika Frans memiliki banyak masalah yang belum
terselesaikan. Karena dia mendengar omongan bahwa Joko adalah salah satu
pekerjanya yang dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya dengan baik
dan dia berpendapat bahwa Joko adalah orang yang tepat untuk berbagi cerita
agar dapat memberi saran untuk dapat memecahkan yang dihadapinya. Setelah
bercerita panjang tentang masalah yang dihadapinya Joko memberikan saran kepada
Frans untuk pergi kesuatu tempat untuk mebebaskan segala masalah yang
dihadapinya sementara untuk menemukan solusi dari masalah yang diahadapinya
karena menurut Joko kalau memecahkan masalah di suasana seperti dikota sukar
untuk memecahkan maslaah yang dihadapi karena suasanya tidak setenang didesa
dan Frans menerima pendapat tersebut.
Setelah
itu Frans bergegas untuk pergi kesuatu tempat yakni didaerah pedesaan yang
dikelilingi gunung dengan suasana yang sejuk. Ditempat itu Frans merasa nyaman
karena suasana yang tenang sehingga dapat mencari solusi untuk masalah yang
dihadapinya, tapi ketika malam hari menghampiri Frans merasa suntuk karena
kebiasaan yang berbeda dengan dikota dan dia memaklumi konsekuensi kalo pergi
kepedesaan yang berbeda adat-istiadat dengan dikota karena kalau didesa apabila
malam hari datang suasananya sangat sepi berbeda dengan suasana dikota kalau
malam hari selalu ramai seperti siang hari. Setelah mendapatkan solusi untuk
masalah yang dihadapinya. Frans memtuskan untuk kembali kekota dan mengucapkan
terima kasih kapada Joko atas saran yang diberikannya.
Jadi intinya, masyarakat perkotaan
secara tidak langsung membutuhkan adanya masyarakat pedesaan, begitu pula
dengan sebaliknya, masyarakat pedesaan juga membutuhkan keberadaan masyarakat
perkotaan, meskipun keduanya memiliki perbedaan ciri-ciri dan aspek-aspek yang
terdapat di dalam diri mereka. Keduanya memiliki aspek positif dan aspek
negatif yang saling mempengaruhi keduanya dan saling berkesinambungan.
Studi Kasus Pelapisan
Sosial dan Kesamaan Derajat
Risma Alfian, bocah
pasangan Suharsono (25) dan Siti Rohmah (24), sudah empat belas bulan tergolek
lemah di atas tempat tidurnya. Kepalanya yang terus membesar membuat Risma
tidak bisa bangun. Sejak umur satu bulan, Risma sudah divonis terkena
hydrocephalus (kelebihan cairan di otak manusia sehingga kepala penderita
semakin besar).
Bidan tempatnya
menerima imunisasi, meminta Risma segera menjalani operasi atas kelainan
kepalanya itu. Operasi tidak serta merta bisa dilakukan lantaran butuh biaya
yang begitu besar untuk mendanainya. Bahkan dengan memiliki kartu Gakin yang
diperolehnya dengan susah payah, juga tidak mampu bisa membawa Risma dalam
perawatan medis. Risma ditolak RSCM lantaran tidak indikasi untuk dirawat.
Dari
contoh kasus di atas dapat kita simpulkan bahwa Masyarakat kita sekarang ini
tidak mampu berobat ke rumah sakit karena dirasakan biayanya sangat mahal.
Pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin yang diselenggarakan oleh pemerintahpun belum
menjangkau keseluruhan masyarakat.
Dari sekian banyak
dokter spesialis di Indonesia, saya sangat yakin bahwa hanya segelintir persen
yang benar-benar bisa diandalkan. Bobroknya moral dunia kedokteran sebenarnya
sudah dimulai sejak awal proses bagaimana seseorang itu bisa masuk di fakultas
kedokteran. Biaya kuliahnya aja udah selangit. Konon lagi mereka-mereka yang
mengambil jalur ekstensi.
. Biayanya pasti lebih
tinggi. Parahnya lagi bagi mereka yang berduit dan kuliah di kedokteran hanya
untuk menjaga gengsi. Motivasi mahasiswanya juga berbeda-beda kan. Bayangin aja
jika salah satu bidang paling vital di negeri ini, yaitu bidang kesehatan
ditangani oleh lulusan fakultas kedokteran yang bermotivasi
untuk,mendapatkan,uang
Pantas saja begitu
mahalnya harga kesehatan di Indonesia. Kebanyakan dari mereka (saya tidak
mengatakan semua), membuka praktek dan menetapkan tarif mahal kepada pasiennya
agar bisa ”balik modal”. Tanpa peduli apakah pasien itu kaya atau miskin. Ini
bukan hanya pendapat saya, tapi ini adalah pendapat publik. Pasien hanya
dijadikan komoditas untuk memperkaya dokter.
Studi
Kasus Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarkat
Pada
sebuah daerah didaerah kalimantan terdapat PT. Kelapa Makmur yang bergerak
dibidang perkebunan yakni, produksi kelapa sawit. PT tersebut memiliki lahan
perkebunan dengan luas kurang lebih 10 hektare. Tak jauh dari lahan milik PT.
Kelapa Makmur terdapat sebuah keluarga yang tinggal disekitar lahan milik
tersebut yakni, keluarga besar Mahmudi. Keluarga Mahmudi mengklaim bahwa
sebagian dari tanah milik PT. Kelapa Makmur adalah tanah warisan dari keluarga
besarnya, sehingga menimbulkan konflik dan pertentangan antara keluarga Mahmudi
dengan PT tersebut.
PT.
Kelapa Makmur untuk menjaga kegiatan produksi kelapanya setiap hari menyewa
sekelompok preman untuk menjaga lahan yang disengketakan oleh kedua belah
pihak, karena takut adanya aksi massa yang didalangi oleh keluarga Mahmudi yang
merasa hak tanah miliknya diambil oleh orang lain. Karena perusahaan terebut
dan keluaga Mahmudi saling mngeklaim bahwa tanah tersebut adalah hak mereka,
maka terjadilah keributan antara massa yang dibawa oleh keluarga Mahmudi dengan
preman yang disewa oleh PT. Kelapa Makmur.
Ketika
keributan pecah antara kedua belah pihak datanglah polisi untuk melerai dan
menengahi perselisihan antara kedua belah pihak agar dapat mendapat solusi
untuk kedua belah pihak dan terjadi kesepakatan bahwa kasus persengketaan tanah
tersebut di bawa ke meja hijau untuk mengetahui solusinya.
Kesimpulan
dari kasus tersebut adalah konflik dan pertentangan antara kedua belah pihak
yang tidak hanya merugikan keduanya,tetapi juga merugikan penduduk yang tinggal
didaerah konflik dan hal ini sering kali terjadi di wilayah terpencil di daerah
Indosnesia.
Contoh Kasus Agama dan Konflik Masyarakat
Ada suatu
wilayah disuatu yang bernama pakit. Diwilayah tersebut terdapat sebuah
kepercayaan atau aliran A yang dianggap benar dan ajarannya tidak menyimpang
dan mayoritas wilayah pakit mengikuti aliran tersebut. Disatu sisi dari wilayah
tersebut ada sebuah aliran yang menamakan aliran tersebut aliran S. Aliran
tersebut dikatakan berbagai kalangan bahwa aliran tersebut adalah sesat karena
menyimpang dari ajaran yang sebenarnya dan aliran S setiap hari selalu
menjalakan akitivitasnya setiap hari sehingga menimbulkan kecemasan bagi aliran
A bahwa nanti disuatu hari Aliran S makin banyak pengikutnya.
Pada suatu ketika Aliran A
mendatangi aliran S karena aliran A sudah resah dengan akitivitas yang
dilakukan oleh aliran S. Aliran A menuntut aliran S untuk menghentikkan semua
aktivitas yang dilakukannya setiap hari karena semua orang sudah mengaggap
aliran S adalah sesat dan menuntut semua anggota aliran S untuk bertaubat dan
mengikuti aliran A. Namun aliran S menolak ajakan tersebut.
Akhirnya massa aliran A yang banyak
marah dan mengahancurkan rumah ibadah milik aliran S dan merusak apa yang ada.
Tak lama kemudian polisi dateng dan menghentikkan keributan tersebut.
Akhirnya setelah melakukan pembicaraan antara dan
menjelaskan kepada ajaran aliran S adalah sesat sebagian besar anggota kelompok
S bertaubat dan mengikuti aliran A yang benar dan sisanya anggota kelompok S
yang tidak mau bertaubat dipindahkan oleh pemerintah daerah tersebut ketempat
yang jauh agar tidak menimbulkan konflik.
Itulah contoh studi kasua konflik
agama dan masyarakat. Contohnya di indonesia adalah konflik agama Islam dengan
aliran ahmadiyah yang sampai sekarang belum menemukan titik temu
permasalahannya.